Tatkala ini
Terlekap aku di kaca jendela
Di luar sana hujan
Kaca itu pelindung aku dari biasnya
Di luar sana hujan
Titisnya bulat, deras
Aku renung tanah yang semakin lemas
Tak tertanggung dia akan tangisan langit
Ironi!
Yang di luar itu lemas
Yang di balik kaca ini pula dahaga
Kepingin ketenangan jiwa
Di luar sana hujan
Tum tum tum
Titisnya mengetuk jendela
Seakan memberi nada kepada alunan senduku
Derasnya sama dengan darah jernih yang mengalir di mata
Ironi!
Aku dahaga dan mahu basah seperti tanah tatkala hujan
Namun
Aku pengecut
Sentiasa berlindung di sebalik kaca jendela, melekap, konon hujan itu mempersona